KONGREGASI SUSTER-SUSTER ROH KUDUS

PENDIRI

Muder Yosefina Arcucci

Yosefina Arcucci dilahirkan di Palermo (Sicily) pada 11 April 1860 dari pasangan suami istri Yohanes Arcucci dan Maria di Maggio. Ia mengalami hidup penuh kejadian yang beresiko sejak lahirnya diungsikan dari Palermo karena pendaratan Garibaldi di Marsala, disusul pemberontakan dan kericuhan di seluruh Sicilia. Sebuah catatan kronik mengutip, “…seperti Roh Kudus menyelamatkan St. Paulus ketika ia diturunkan dalam keranjang dari tembok Damaskus, begitu pula Enerstina si cilik itu, terbalut dalam selimut, luput dari tentara pemberontak.”
Sang ayah, Yohanes Arcucci adalah seorang perwira tentara Bourbon, sedangkan ibunya, Maria di Maggio adalah seorang ibu yang lemah lembut dan murah hati. Dari ibunya, Yosefina belajar menghormati dan mencintai semua orang terlebih orang-orang miskin.
Keluarganya bermukim di kota L’Aquila (Abruzzo) di mana Yosefina bersekolah di Lembaga Pendidikan St. Paulus. Di bawah bimbingan gurunya, ia belajar menghargai dan mencintai ilmu pengetahuan yang ia wariskan kepada Suster-suster dan kaum muda.
Sungguh benar bahwa jalan Tuhan tak terbatas karena pada tahun 1876 bagi Ernestina, yang asyik mencari kehendak Tuhan dan tertarik pada luhurnya karya pengembangan keagamaan dan kemanusiaan, datanglah kesempatan untuk memahkotai idamannya. Di Ariano Irpino, Muder Pemimpin Biara Suster-Suster Benediktin Kassinenses dan Uskup Mgr. Fransisko Trotta, untuk menghindari penyitaan Biara, mengundang sekelompok Suster-Suster aktif untuk membuka sebuah sekolah. Namun tidak lama kemudian Suster-Suster tersebut berangkat dan Ernestina terpaksa menjadi Kepala Sekolah dan menyerah pada desakan Roh untuk mendirikan Kongregasi baru: Kongregasi Suster-Suster Roh Kudus. Pendirian Kongregasi ini mendapat dukungan dari Mgr. Andrea D’Agostino, Uskup di Ariano Irpino sejak 1892. Ia membantu dalam penyusunan dan pengesahan konstitusi dan pengakuan pendirian kongregasi secara resmi, yang dalam perjalanan kongregasi ke depan pada 23 Desember 1948 diakui sebagai kongregasi di bawah Kepausan (the Congragation of the Pontifical Law, according to the customary norms of the Sacred Congregation concerning the Constitutions)
Bagi Yosefina, cinta pada Tuhan dan cinta kepada sesama pada hakekatnya sama. Dengan mengalamatkan pada saudari-saudarinya, ia menulis, “…suster-suster akan berdoa kepada Roh Kudus untuk menyadari bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan hidup karena mereka diajak untuk mengikuti jalan kesempurnaan dengan menghayati nasihat-nasihat Injili serta bekerjasama dengan Gereja dalam tugas pewartaan Injil dan pengembangan manusia."